
KABARPURBALINGGA – Sejumlah komunitas pecinta alam di Purbalingga yang tergabung dalam Tim Eksplorasi Goa Purba melakukan pemetaan dan penelitian di Goa Lorong Kereta, Sabtu–Minggu (13–14/9/2025). Goa yang berada di kawasan Kompleks Goa Lawa Purbalingga (Golaga) ini disebut sebagai fenomena alam langka karena terbentuk dari pembekuan lava erupsi Gunung Slamet Purba.
“Kalau merujuk penelitian ahli geologi, goa ini terbentuk dari pembekuan lava, berbeda dengan kebanyakan goa lain yang terbentuk dari karst. Fenomena ini unik dan langka, sehingga perlu didokumentasikan lebih komprehensif,” kata Koordinator Kegiatan, Gunanto Eko Saputro, Senin (15/9/2025).
Dalam kegiatan itu, tim lintas organisasi memetakan lorong-lorong goa sekaligus meneliti keanekaragaman hayati di dalamnya. Harapannya, hasil eksplorasi bisa menjadi pijakan bagi pemanfaatan goa secara bijak dan berkelanjutan.
Sementara itu, Muhammad Kholik dari Griya Petualang Indonesia menuturkan, kondisi Goa Lorong Kereta kini mengalami pendangkalan akibat material tanah yang terbawa erosi masuk ke dalam goa. Selain itu, kawasan atas goa sudah berkembang menjadi jalan, ladang, hingga pemukiman warga.
“Dokumentasi yang kami kumpulkan bisa menjadi informasi awal agar masyarakat lebih peduli terhadap fenomena alam langka ini,” ujarnya.
Menurut Kholik, keberadaan goa purba tersebut berpotensi dimanfaatkan secara terbatas sebagai daya tarik wisata minat khusus berbasis pengalaman (experiential tourism). Namun, pengelolaannya harus tetap berada dalam kerangka pendidikan dan penelitian dengan mengedepankan kelestarian alam.
Adapun unsur Tim Eksplorasi Goa Purba berasal dari berbagai komunitas seperti Ekspedisi Sisik Naga, Palateksa, Semapala, Faktapala, PPA Gasda, Griya Petualang Indonesia, Jeda Belantara, Teman Main Adventure, MTMA, Relawan Purbalingga Peduli (RPP), dengan dukungan dari Dinasti Outbond, PMI, dan Perumda Owabong.