KabarPurbalingga.com – Dalam naungan Syawal yang raya dan suci, keluarga besar Eyang Martaredja dan Eyang Goendheng yang menyebut diri sebagai Trah Martaredja – Goendheng berkumpul dan bersua. Di hari ketiga Bulan Kemenangan yang jatuh pada Hari Rabu, 2 April 2025 itu, mereka hadir dalam gelaran Kumpul Balung Trah Martaredja – Goendheng Tahun 2025 di Ndalem Penatusan Desa Cipaku Kec. Mrebet Kab. Purbalingga.
Ndalem Penatusan dipilih sebagai tempat pertemuan karena di sanalah pada suatu waktu dahulu Eyang Martaredja dan Eyang Goendheng sebagai penghulu trah bermukim dan menurunkan 12 anak. Sekira 800 lebih keturunan Eyang Martaredja dan Eyang Goendheng, dari anak hingga udheg-udheg, saling bertatap muka dalam kegembiraan Idul Fitri di rumah joglo yang khas dengan pola langit-langit tikelan dan atap julang ngapaknya itu. Nama penatusan disematkan kepada kediaman Eyang Martaredja lantaran mandat yang ia emban sebagai Lurah Cipaku dan penatus dari tahun 1921 hingga tahun 1940.
Eyang Martaredja meneruskan jabatan lurah dari ayahnya, Eyang Bangsa Witana. Mewarisi tradisi kepemimpinan yang turun-temurun, Eyang Martaredja juga mewarisi mandat untuk mengelola wilayah Cipaku yang dirintis oleh leluhurnya. Desa tua ini dahulu didirikan karena keberlimpahan cadangan air yang membual sepanjang waktu dan lokasinya yang berada di kaki gunung berapi sebagai modal utama untuk mengelar pertanian. Sebuah situs batu yang dinamai Batu Tulis Cipaku menandai wilayah ini pada mulanya. Dengan pengetahuan Galuh, wilayah ini dibuka untuk pemukiman ketika itu. Secara turun-temurun, pemimpin wilayah ini adalah pemuka budaya yang bertanggung jawab atas keberlanjutan mata air sebagai sumber hidup. Maka, sebagai salah satu pemimpinnya, Eyang Martaredja juga menerima mandat untuk menjaga mata air yang tersebar di Desa Cipaku.
Di tahun 1910, Eyang Martaredja menikahi putri dari Desa Onje, Eyang Goendheng. Anak dari Eyang Djayadirana, Lurah Onje, ini bersambung silsilahnya kepada Adipati Onje II, anak Sultan Hadiwijaya dari garwa ampean. Sebuah dokumen sejarah dan catatan keluarga menyebutkan bahwa Eyang Djayadirana adalah anak dari Eyang Poejda Laksana, yang merupakan anak Eyang Singayuda, yang merupakan anak Eyang Yudantaka, yang merupakan anak Eyang Wirya Besari, yang merupakan anak Eyang Nur Muhammad, yang merupakan anak Eyang Samirudin, yang merupakan anak Eyang Sutarudin, yang merupakan anak Eyang Ngabdullah, yang merupakan anak Eyang Jawangsa, yang merupakan anak Eyang Anatanegara, yang merupakan anak Eyang Anyakrapati atau Mbah Adipati Onje II.
Salah satu tokoh dalam silsilah pernah mengukir sejarah sebagai sosok pembangkang karena menolak menjadi antek penjajahan. Ia memilih untuk menyerahkan kekuasaan sebagai adipate dan kehilangan segala keistimewaan dari pada tunduk kepada penjajah. Pilihannya mencerminkan wajah seorang patriot. Pembangkangan ini mengharuskan ia tersingkir dari tanah kelahirannya dan ia menepi ke daerah lain. Ia tetap setia pada tanah tumpah darahnya dan menolak sikap khianat pada perjuangan rakyatnya.
Dua watak silsilah ini menjadi fakta sejarah Trah Martaredja – Goendheng. Pada gelaran Kumpul Balung itu, mereka berhimpun tidak hanya untuk saling bersua tetapi juga untuk mengingat kembali fakta itu. Keturunan Eyang Martaredja dan Eyang Goendheng berkumpul untuk tetap menjaga elan keluarga sebagai penjaga mata air dan kesetiaan pada tanah kelahiran yang diwariskan dari leluhur.
Gelaran yang kali ini diselenggarakan oleh Panitia Kumpul Balung Trah Martaredja – Goendheng Tahun 2025 di bawah pimpinan Heri Prastowo Wisnu Widodo, seorang notaris di Purbalingga, ini berjalan lancar di bawah guyuran hujan di tengah acara. Tingkat kehadiran yang melebihi perkiraan membuat tempat pertemuan sesak dan memaksa panitia menambah tempat duduk.
Dalam sambutannya, Heri Prastowo Wisnu Widodo berharap gelaran ini bukan yang terakhir dan di waktu yang akan datang dapat dilaksanakan lagi. Ia juga menambahkan gelaran ini terselenggara atas kekompakan panitia yang merupakan buyut-buyut Eyang Martaredja dan Eyang Goendheng dari kedua belas anak-anaknya. Karenanya, ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh panitia yang bekerja secara suka rela hampir selama 1 tahun dan kepada para donator yang telah menyisihkan rejekinya demi suksenya acara ini.