
KABARPURBALINGGA – Kabupaten Purbalingga mendapat kunjungan Project Implementation Assessment and Support (PIASR) pada kegiatan UPLAND oleh Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD), Selasa (9/9/2025). Kunjungan ini menjadi bagian dari monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan UPLAND periode 2021–2024, program berjalan 2025, serta persiapan program 2026.
Sekretaris Daerah (Sekda) Purbalingga, Herni Sulasti, mengungkapkan bahwa capaian UPLAND di periode pertama terbukti nyata. Salah satunya adalah keberhasilan ekspor lada ke Jepang sebanyak 300 ton pada 2023–2024.
“Ke depan yang penting bukan sekadar uang ini dibelanjakan sesuai rencana, tapi harus memberi manfaat nyata. Sesuai arahan Mas Bupati, dampak bagi masyarakat itu yang jadi ukuran,” ujarnya saat menerima tim PIASR di Graha Adiguna.
Herni juga menegaskan pentingnya keberlanjutan program UPLAND meski proyek resmi berakhir. Ia berharap manfaatnya bisa dirasakan lebih luas, tidak hanya di kecamatan sasaran awal seperti Kejobong, Pengadegan, Karangmoncol, dan Rembang.
“Dengan replikasi ke wilayah lain, kesejahteraan petani bisa lebih merata di seluruh kecamatan,” tegasnya.
Kepala Dinpertan Purbalingga, Revon Harpindiat, menjelaskan bahwa UPLAND menyasar kegiatan pertanian dataran tinggi, baik on-farm maupun off-farm. Pada periode pertama (2021–2024), program fokus pada pengembangan kambing Kejobong dan lada di Kejobong serta Pengadegan. Total anggaran yang digelontorkan mencapai Rp 22,3 miliar dari IFAD dan IsDB.
“Program ini melibatkan 32 kelompok tani. Realisasinya antara lain pembangunan jalan usaha tani 17 km, 29 sumur bor dalam, 3 sumur dangkal dengan penampungan, serta fasilitas untuk kambing dan lada. Sumur ini bahkan bermanfaat untuk air bersih masyarakat di wilayah rawan krisis,” ungkap Revon.
Tak hanya fisik, UPLAND juga membangun kapasitas petani melalui pelatihan, Pekarangan Pangan Lestari (P2L), rumah bibit lada modern, rumah potong hewan, hingga unit pengolahan hasil.
“Tujuan utama bukan sekadar bangunan fisik, tapi membentuk karakter dan mentalitas juang petani agar mampu mandiri mengembangkan potensi,” tambahnya.
Sementara itu, Project Manager Unit UPLAND Kementan RI, Muhammad Ikhwan, menyebut Purbalingga sebagai salah satu dari 14 kabupaten/kota penerima UPLAND Project di Indonesia.
“Kami titip keberlanjutan investasi yang sudah diberikan, baik penguatan korporasi pertanian maupun pemeliharaan aset. Mohon dukungan melalui APBD II atau Dana Desa,” jelasnya.
Untuk periode kedua, program UPLAND akan menyasar 29 kelompok tani di Karangmoncol dan Rembang dengan komoditas kapulaga dan kambing, didukung anggaran Rp 26,3 miliar dari IsDB. Dalam rangkaian kunjungan ini, tim PIASR juga dijadwalkan meninjau lapangan ke Desa Pangempon (Kejobong) dan Desa Gunungwuled (Rembang).