
KabarPurbalingga – Tak hanya fokus pada pembinaan mental dan kedisiplinan, Rumah Tahanan Negara (Rutan) Banjarnegara kini membuktikan keseriusannya dalam bidang pertanian. Siapa sangka, dari lahan sempit di dalam area rutan justru tumbuh caisim berukuran jumbo dengan kualitas premium.
Panen sayur hijau itu merupakan hasil kerja keras warga binaan yang tergabung dalam program pembinaan kemandirian. Lahan di area brandgang yang awalnya tak termanfaatkan, kini disulap menjadi lahan produktif yang penuh dengan sayuran segar.
Kepala Rutan Banjarnegara, Dodik Harmono, menyebut keberhasilan panen ini merupakan wujud nyata dari pelaksanaan Program Asta Cita dan 13 Akselerasi Pemasyarakatan, khususnya poin kedua: pemberdayaan warga binaan untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
“Panen ini menjadi bukti bahwa pembinaan di Rutan tak hanya sebatas pembinaan moral, tapi juga kemandirian ekonomi. Ukuran caisim kali ini luar biasa besar, daunnya lebar, batangnya kokoh, dan warnanya hijau segar. Banyak yang tidak percaya kalau ini hasil kerja warga binaan sendiri,” ujar Dodik, Minggu (5/10/2025).
Dalam panen kali ini, sebanyak 58 kilogram caisim berhasil dipetik. Semua proses dilakukan secara gotong royong oleh para warga binaan, mulai dari pengolahan tanah, penanaman, hingga pemeliharaan. Mereka telah dibekali pelatihan pertanian sederhana seperti teknik penyiraman, pengendalian hama, hingga pembuatan pupuk organik.
Hasil panen tak hanya digunakan untuk kebutuhan dapur rutan, tapi juga dipasarkan ke pedagang lokal di Banjarnegara. Respons masyarakat pun positif — banyak yang mengaku terkejut dengan ukuran caisim yang lebih besar dan segar dibanding hasil panen biasa.
“Kualitasnya bagus sekali, bahkan lebih menarik dibanding caisim dari kebun luar. Pembeli banyak yang penasaran, apalagi setelah tahu asalnya dari Rutan,” kata salah satu pedagang yang membeli caisim hasil panen warga binaan.
Keberhasilan ini tak lepas dari inovasi yang diterapkan Rutan Banjarnegara. Dengan sistem pengairan terkontrol, rotasi tanaman, dan penggunaan pupuk organik, tanaman tumbuh subur dengan biaya rendah.
Bagi warga binaan, kegiatan ini memberi makna lebih dari sekadar bercocok tanam. Mereka merasa dihargai, termotivasi, dan memiliki harapan baru.
“Awalnya saya tidak tahu cara bertani. Setelah belajar di sini dan melihat hasilnya sebesar ini, saya jadi bangga dan ingin terus menekuni pertanian,” tutur salah seorang warga binaan.
Melihat hasil positif tersebut, pihak Rutan berencana memperluas area tanam dan menambah jenis komoditas seperti cabai, bayam, dan kangkung. Kerja sama dengan kelompok tani serta Dinas Pertanian juga mulai dijajaki untuk memperluas distribusi hasil panen.
Panen caisim jumbo dari balik jeruji ini menjadi simbol bahwa program pembinaan modern mampu menciptakan manusia produktif dan mandiri. Dari tempat yang kerap dipandang negatif, tumbuh harapan baru — bahwa di balik tembok tinggi Rutan Banjarnegara, semangat bertani dan berkarya justru sedang mekar dengan subur.