KABARPURBALINGGA – Dari lorong-lorong pinggiran kota Solo, lahirlah sebuah band punk rock bernama MCPR yang tak hanya menyajikan dentuman musik keras, tapi juga menyuarakan realita sosial dan semangat perlawanan yang membara.
Dulunya dikenal sebagai Mooca Caboel Punk Rock, band ini mulai terbentuk sekitar tahun 2007. Namun baru pada 2012, mereka mantap menyandang nama MCPR, bertepatan dengan rilisnya album perdana bertajuk Make Love Not War. Kini, MCPR bukan sekadar singkatan, melainkan sebuah identitas filosofis “punk is attitude”, bukan semata soal penampilan.
Band ini lahir dari semangat para pemuda di Solo, Sukoharjo, dan Karanganyar. Formasi awal MCPR diisi oleh Alby (Encik) di gitar, Iman (Kece) pada bass/vokal, Nanda (Gundul) di gitar, dan Wiwin di drum. Waktu berjalan, dan pada tahun 2022, MCPR memperkenalkan wajah baru mereka yaitu Rama (vokal), Ikuk (gitar utama), Ajong (gitar ritme), Nopik (bass) dan Riyo (drum). Meski formasi berubah, energi khas MCPR tetap membara: lantang, solid, dan penuh semangat.
Ciri khas MCPR adalah komposisi punk rock lugas dengan lirik bertema solidaritas, perlawanan, dan kesadaran sosial. Tak jarang lagu-lagu mereka menyentuh isu-isu kemanusiaan, hak asasi, hingga suara kelompok marjinal.
Beberapa lagu ikonik seperti “Punk Is Attitude” bahkan sempat viral di TikTok dan komunitas punk Indonesia. Sementara video musik “Komunitasku” dan “Jaga Api Jangan Padam” telah ditonton ratusan ribu hingga lebih dari sejuta kali di YouTube.
Hingga kini, MCPR telah merilis tiga album utama yaitu Make Love Not War (2012), Sekarang Saatnya (2019), Song for Priders (2023). Selain itu, mereka juga merilis beberapa single yang populer di kalangan pendengar seperti Punk Is Attitude, Rayakan Pertemanan, dan Rindu Liar.
MCPR memiliki basis penggemar solid bernama Priders. Mereka bukan sekadar fans, tetapi komunitas yang turut tumbuh bersama band aktif, loyal, dan menjadi bagian dari gerakan yang diusung MCPR.
Sabtu malam (02/08/2025), MCPR sukses mengguncang Alun-Alun Purbalingga. Kehadiran mereka sontak menarik perhatian ribuan penonton. Lagu seperti “Rayakan Pertemanan” dan “Rindu Liar” menjadi pemantik suasana, dinyanyikan bersama-sama oleh penonton yang larut dalam suasana penuh semangat dan persaudaraan.
Penampilan tersebut menjadi bukti bahwa MCPR bukan hanya band biasa, tetapi simbol perlawanan, persahabatan, dan sikap hidup ala punk yang terus relevan hingga kini.