Haornas Bermula dari Gagasan Bung Karno Menggelar PON I di Solo

Olahraga70 Dilihat

KabarPurbalingga.com –Setiap tanggal 9 September kita memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas). Peringatan ini menandai perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) I di Stadion Sriwedari Solo, yang digelar 9-12 September 1948. Presiden Soekarno membuka PON yang kali pertama dilaksanakan dalam suasana perang kemerdekaan.

Pelaksaan PON I merupakan gagasan Soekarno. Bermula dari kegagalan Indonesia untuk ikut ambil bagian dalam Olimpiade Musim Panas XIV di London, Inggris. Saat itu karena kemerdekaannya  belum diakui,  Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) tidak masuk anggota International Olympic Kommite (IOC).

Oleh karena itu Soekarno memunculkan gagasan untuk menggelar PON. PON I diikuti oleh  13 Karisidenan. Masing-masing Banyumas, Bojonegoro, Jakarta, Yogyakarta, Kediri, Madiun, Magelang, Malang, Pati, Priangan, Semarang, Surabaya dan Solo.  Sebanyak 10 cabang olahraga (cabor) dipertandingkan. Masing-masing atletik, anggar, bola basket, bola keranjang, bulutangkis, panahan, pencak silat renang, sepakbola dan tenis.

Berdasarkan data yang dihimpun,  penggagas peringatan Haornas adalah Presiden Soeharto.  Dia mengungkapkannya saat meresmikan pemugaran Stadion Sriwedari yang bersamaan dengan peringatan 35 tahun gelaran PON pertama, yaitu pada 9 September 1985.

Peringatan Haornas tahun 2023 merupakan yang ke 40. Tema peringatan adalah “Gelanggang Semangat Pemenang”. Tema ini mencerminkan semangat kompetitif dan tekad kuat dalam meraih kemenangan. Haornas merupakan wujud nyata kepedulian pemerintah dalam pentingnya pendidikan olahraga.

Olahraga penting karena seperti dikatakan filsuf Aristoteles dan Plato, olahraga merupakan komponen kunci pendidikan dan perkembangan manusia.  Filsuf abad pertengahan Masehi, Seneca juga mengatakan manusia harus sehat jasmani dan rohani.

Dia mengatakan “ Orandum es us sit Mens Sana In Corpore Sano”, yang arti sebenarnya adalah di dalam badan yang sehat terdapat pikiran yang sehat.  Ungkapan tersebut pernah digelorakan Menpora Abdul Gafur. Kita di Indonesia memaknainya dengan arti di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *