Tan Malaka dan Warisan Pemikiran Madilog: Bangkitkan Cara Berpikir Ilmiah Bangsa

Kiprah, Ragam33 Dilihat

KABARPURBALINGGA – Di tengah derasnya arus informasi dan masih maraknya kepercayaan mistis di masyarakat, karya Tan Malaka sang pemikir bangsa berjudul Madilog kembali relevan untuk menjadi rujukan cara berpikir rasional dan ilmiah.

 

Madilog, singkatan dari Materialisme, Dialektika, dan Logika, adalah buku filsafat yang ditulis Tan Malaka pada tahun 1942–1943 saat dalam pengasingan di Sumatera Barat. Buku ini lahir dari keprihatinan Tan Malaka melihat masyarakat Indonesia saat itu yang masih terjebak dalam tahayul, mistik, dan pola pikir feodal.

“Madilog menjadi alat berpikir ilmiah untuk menggantikan cara berpikir mistik dan irasional,” tulis Tan Malaka dalam bukunya.

 

Apa Itu Madilog? Madilog terdiri dari tiga prinsip utama yaitu Materialisme yang artinya Segala sesuatu berasal dari kenyataan material, bukan dari hal-hal gaib. Yang kedua yaitu Dialektika. Arti Dialektika yaitu Setiap peristiwa dan perubahan terjadi melalui pertentangan dan proses perubahan yang terus-menerus. Dan yang ketiga yaitu Logika, Logika memiliki makna Proses berpikir yang sistematis, tertib, dan rasional.

 

Dengan tiga pilar itu, Tan Malaka ingin membangun mental bangsa yang revolusioner dan merdeka, tidak hanya dalam politik tetapi juga dalam cara berpikir. Meski kontribusinya besar dalam perjuangan bangsa, nama Tan Malaka sempat terpinggirkan dalam sejarah resmi nasional.

 

Tercatat Hingga saat kini, Madilog masih relevan sebagai bekal berpikir kritis di era modern, terutama untuk Mencegah masyarakat terjerumus pada hoaks dan mistik, Membangun budaya ilmiah di pendidikan dan penelitian, Mendorong pemahaman sosial dengan cara berpikir dialektis.

“Bangsa yang ingin maju harus membebaskan pikirannya dari belenggu tahayul,” pesan Tan Malaka yang masih bergaung hingga hari ini.

 

Madilog bukan sekadar buku filsafat, tapi warisan Tan Malaka untuk membangun bangsa Indonesia yang berpikir ilmiah, kritis, dan rasional.
Pesan itu layak kita hidupkan kembali di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.

 

 

Dikutip dari halaman Wikipedia, Tan Malaka, bernama lengkap Ibrahim Datuk Tan Malaka, lahir tahun 1897 dan wafat tahun 1949. Ia adalah pejuang kemerdekaan, pemikir kiri, guru, sekaligus proklamator alternatif yang sering disebut sebagai Bapak Republik Indonesia yang pertama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *