Catat, 8 Kecamatan di Purbalingga Memiliki Angka Stunting Diatas 14 Persen

KabarPurbalingga.com– Sebanyak 8 kecamatan di Kabupaten Purbalingga ternyata masih memiliki angka stunting diatas 14 persen.  Masing-masing Kecamatan Mrebet, Padamara, Bojongsari, Bukateja, Karangreja, Kertanegara, Karangmoncol dam Kutasari.

 

Menanggapi hal tersebut, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) mengatakan pihaknya akan bekerja keras untuk menurunkan angka stunting.  Dia menyampaikan saat ini angka stunting di Kabupaten Purbalingga 12 persen. “Kita memiliki target internal yakni tahun 2024 angka stunting turun di bawah 10 persen,” tegas Bupati Tiwi, Senin (16/10/2023).

Bupati Tiwi menyebut, pemerintah desa memiliki andil dalam upaya ini, khususnya di desa yang menjadi lokus penanganan stunting. Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi maka pemerintah desa diperbolehkan mengalokasikan pemanfaatan dana desa untuk penanganan stunting minimal sebesar 10 persen.

“Kepala desa dalam menganggarkan dana desa untuk penanganan stunting diminta yang serius, sing temenan. Minimal dianggarkan 10 persen sesuai dengan permendesa,” ujar bupati.

 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Purbalingga Jusi Febrianto dalam kesempatan terpisah menjelaskan upaya percepatan penurunan stunting di Purbalingga melalui pemberian makanan tambahan terbagi menjadi tiga lapis. Lapis pertama, kata Jusi, berada di tataran pemerintah desa melalui posyandu.

“Di posyandu, pemerintah desa memberikan makanan tambahan kepada semua balita yang ditimbang,” kata dia.

Ketika ditemui ada balita yang memiliki berat badan di bawah rata-rata (under weight) maka petugas posyandu akan merujuknya ke puskesmas setempat. Di puskesmas, lanjut Jusi, balita tersebut akan di-treatment dengan diberi makanan tambahan.

“Jika berat badannya belum juga membaik, balita itu akan dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan pendampingan dan makanan tambahan. Intinya penanganan stunting dimulai dari tingkat puskesmas, sedangkan di posyandu lebih kea rah preventif,” lanjutnya.

 

Sementara itu Bunda Stunting Nasional Sri Mastuti mengungkapkan, semua pihak memiliki peranan yang sama untuk menuntaskan stunting. Untuk itu, dia sangat berterima kasih kepada kader kesehatan yang telah dengan senang hati turun ke masyarakat memberikan edukasi dan pencerahan terkait gizi seimbang guna pencegahan stunting.

“Terima kasih kepada kader yang telah turun langsung ke masyarakat. Memberikan edukasi dan pencerahan kepada masyarakat dalam rangka menciptakan Generasi Emas di tahun 2024,” katanya saat saat mengunjungi pelayanan Posyandu di Desa Sidakangen, Kecamatan Kalimanah akhir pekan lalu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *